MEMBER OF KFT INDONESIA

ASRUL SANI

No KTA : 001/A/1964 (Sutradara)

Tokoh Angkatan 45 dan Pendiri Gelanggang Seniman Merdeka. Sastrawan dan sineas ternama asal Indonesia ini lahir di Rao, Sumatera Barat, 10 Juni 1926. Saat usianya 77 tahun, ia meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini adalah putra Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang (kepala adat Minangkabau) di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan Mandailing.

H. USMAR ISMAIL

No KTA : 004/A/1964 (Sutradara)

Membahas perfilman Indonesia tidak bisa lepas dari sosok Usmar Ismail, seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia. Karya dan pemikirannya tentang film Indonesia menjadi terobosan besar dalam industri perfilman pada masanya, bahkan masih sangat relevan hingga kini. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 20 Maret 1921. Ia menempuh pendidikan di HIS Batusangkar dan MULO Simpang Haru, Padang, lalu ke AMS-A Yogyakarta (sekaranSMA Negeri 1 Yogyakarta).

SJUMAN DJAYA

No KTA : 120/B/1970 (Sutradara)

Sjumandjaja menempuh pendidikan tingkat atas di Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Taman Siswa. Setelah lulus SLA, ia mulai menulis cerpen, sajak, dan kritik sastra. Sjumandjaja juga mulai mencoba bermain peran-peran kecil di sejumlah film. Pada tahun 1956, cerpen berjudul Keroncong Kemayoran yang dibuat olehnya diadaptasi menjadi sebuah film berjudul Saodah. Film tersebut diproduksi oleh sebuah studio film bernama PT Persari. Pada tahun berikutnya, yakni 1957, dia menjadi Asisten Sutradara.

ARIFIN C NOER

No KTA : 1147/B/1977 (Sutradara)

Arifin Chairin Noer (10 Maret 1941 – 28 Mei 1995), atau lebih dikenal sebagai Arifin C. Noer, adalah sutradara teater dan film asal Indonesia yang beberapa kali memenangkan Piala Citra untuk penghargaan film terbaik, sutradara terbaik, dan penulis skenario terbaik. Selain terlibat di bidang teater dan film, ia juga aktif dalam bidang sastra dengan menulis naskah drama dan puisi.

WIM UMBOH

No KTA : 053/B/1968 (Sutradara)

Wim Umboh (26 Maret 1933 – 24 Januari 1996); setelah masuk Islam pada tahun 1984 dikenal dengan nama Achmad Salim) adalah seorang sutradara film senior Indonesia. Penghargaan yang telah diraihnya kurang lebih berjumlah 27 piala, sebagain besar sebagai sutradara terbaik. Wim Umboh anak bungsu dari 11 bersaudara. sudah yatim piatu sejak berusia delapan tahun.

TEGUH KARYA

No KTA : 730/B/1977 (Sutradara)

Steve Liem Tjoan Hok (lebih dikenal dengan nama Teguh Karya; 22 September 1937 – 11 Desember 2001) adalah seorang sutradara film legendaris Indonesia. Teguh Karya juga adalah pemimpin Teater Populer sejak berdirinya tahun 1968. Dikenal sebagai maestro perfilman Indonesia, ia telah enam kali meraih Piala Citra kategori Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia. Film-filmnya melahirkan banyak aktor.

CHALID ARIFIN

No KTA : 1506/B/1979 (Penata Artistik)

Sekeluarnya Chalid dari jurusan Seni Rupa ITB, Chalid bekerja di Perfini. Mula-mula sebagai pembantu penata artistik untuk film Kafedo (1953), tapi segera mendapat kepercayaan menjadi penata artistik penuh sejak Krisis (1953). Menyusul kemudian Putri dari Medan (1954). Filmnva ke 4 Lewat Djam Malam (1954) menghasilkan gelar penata artistik terbaik bagi Chalid pada Festival Film Indonesia pertama tahun 1955. Sesudah itu Chalid memperdalam ilmu ke Ibu Kota Perancis. Antara tahun 1954 hingga 1959 belajar di Institut des Hautes Etudes Cinematographiques Paris.

NYA ABBAS AKUB

No KTA : 1510/B/1979 (Sutradara)

Dalam perfilman nasional nama Nya' Abbas Akup tak bisa dilupakan walaupun sineas kelahiran Malang, berdarah Aceh ini tak pernah mendapatkan Piala Citra. Satu-satunya penghargaan yang pernah diraihnya adalah Piala Antemas untuk film terlaris 1978, Inem Pelayan Sexy dan Piala Bing Slamet untuk film komedi terbaik 1991, Boneka dari Indiana.

Meski piala untuk Akup adalah penghargaan khusus — mirip sineas Alfred Hitchcock, raja film horor Hollywood, yang sepanjang kariernya juga tak pernah mendapat Piala Oscar.

WAHYU SIHOMBING

No KTA : 123/B/1970 (Sutradara)

Wahyu Sihombing dikenal sebagai seorang sutradara senior. Ia mulai dikenal masyarakat sejak serial televisi "Losmen" bersama istrinya, Tatiek Maliyati, yang berprofesi sebagai penulis skenario. Wahyu menikahi teman kuliahnya Tatiek Maliyati pada 1962. Keduanya saling setia. Bukan cuma dalam rumah tangga, tapi juga dalam kegiatan teater, film dan TV. Sebagai sutradara, sedangkan isterinya menulis skenario, dalam film Cinta Abadi (1976) maupun serial Losmen (1986-1989) di TVRI. Tak salah bila Dewan Film Nasional memberinya hadiah Usmar Ismail pada 1988.